Selasa, 11 Januari 2011

pentingnya soft skill


Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Dunia pendidikan pun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.
Lalu, apakah definisi dari Hard Skill dan Soft Skill itu sendiri ?
Hard Skill adalah pengetahuan dan kemampuan teknis yang berhubungan dengan kompetensi inti untuk setiap bidang kailmuan lulusan dan biasanya sekedar tertulis pada biodata atau CV (Curriculum Vitae) seseorang yang mencakup pendidikan, pengalaman dan tingkat keahlian. Sebagai contoh, seorang lulusan akuntansi harus menguasai proses akuntansi dari menjurnal hingga penyusunan laporan keuangan.

Sedangkan Soft Skill pada dasarnya merupakan keterampilan personal yaitu keterampilan khusus yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik. Soft Skill juga merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (Emotional Intelligence).

Soft Skill sebenarnya dapat menjadi penentu kesuksesan seseorang jika dibandingkan dengan kemampuan Hard Skill. Pendidikan Soft Skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Diharapkan pendidikan mengenai Soft Skill tidak hanya pada pendidikan dibangku sekolah maupun perkuliahan tapi juga terdapat dalam pendidikan semacam diklat rekrutmen karyawan.
Kemampuan Soft Skill dapat melengkapi kemampuan Hard Skill. Dengan Hard Skill atau keterampilan teknis yang dimiliki karyawan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam jangka waktu tertentu akan tetapi bila tidak diimbangi dengan Soft Skill maka dalam kurun waktu tertentu karyawan akan mengalami kebosanan dan kejenuhan karena dampak terhadap pengembangan diri karyawan. Hard Skill dan Soft Skill diperlukan perusahaan agar tidak terjadi penurunan prudiktifitas karyawan.
Hard Skill dan Soft Skill sebaiknya dijalankan seimbang dengan memperhatikan tingkat kebutuhan pengembangan karyawan. Jika karyawan digolongkan berdasarkan Hard Skill dan Soft Skill akan diperoleh 4 (empat) tipe karyawan, yaitu :
1.      Karyawan dengan Hard Skill dan Soft Skill tinggi, ini bisa dikatakan sebagai karyawan ideal karena kompeten secara teknis dan punya kemampuan memotivasi diri dan mengembangkan dirinya. Dapat juga disebut sebagai Exellent Employ, mampu memimpin, memberi solusi, aktif dan kreatif dalam memecahkan persoalan secara konsektual maupun teknis.
2.      Karyawan dengan Hard Skill tinggi dan Soft Skill rendah, jika diberi tanggung jawab suatu pekerjaan teknis tertentu dapat dikerjakannya dengan baik, tapi tidak memiliki ketahanan menghadapi tekanan kerja, bermalas-malasan, sampai pada tindakan yang tidak disiplin, seperti korupsi waktu kerja, meninggalkan jam kerja dan menunda-nunda pekerjaan. Dalam menghadapi kesulitan biasanya tidak tahan secara emosi, sering turun motivasi kerja karena menghadapi kesulitan.
3.      Karyawan dengan Hard Skill rendah dan Soft Skill tinggi, Talk More Do Less, lebih banyak bicara secara konseptual dari pada bekerja secara teknis. Motivasi kerja tinggi, semangat tinggi, aktif mencari solusi persoalan dengan terus belajar mengembangkan diri. Pada umumnya mereka cerdas tapi tidak terampil secara teknis. Mereka juga akan lebih cepat dalam mendekati karyawan tipe pertama. Mempunyai potensi tinggi, untuk mengelola diri dan orang lain disekitarnya.
4.      Karyawan dengan Hard Skill dan Soft Skill rendah, produktifitas dan prestasi kerja yang rendah (dibawah standar perusahaan) akan memberi banyak kesulitan untuk dirinya sendiri atau bagi perusahaan.

Soft Skill dalam Pembelajaran
Soft Skill adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Quotient) seseorang yang dapat dikategorikan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasaan, keramahan, optimasi. Soft Skill berbeda dengan Hard Skill yang menekankan pada IQ (Intelligence Quotient) yang artinya penguasaan ilmu pengetahuan teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya.


1. Kategori Soft Skill
a.  Intra-Personal Soft Skill
Yaitu keterampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal. Intra-Personal Soft Skill mencakup, Self Awareness : Self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness. Self Skill : Improvement, self control, trust (kepercayaan), worthiness, time/source management. Proactivity, conscience. Contoh Intra-Personal Soft Skill :
·         Manajemen waktu
·         Manajemen stress
·         Manajemen perubahan
·         Karakter transformasi
·         Berpikir kreatif
·         Memiliki acuan tujuan positif
·         Teknik belajar cepat
b.  Inter-Personal Soft Skill
Yaitu keterampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain untuk pengembangan kerja secara optimal. Inter-Personal Soft Skill mencakup, Social awareness : political awareness, developing others, leveraging deversity, service orientation, empathy. Social skill : leadership, influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy.
Contoh Inter-Personal Soft Skill :
·         Kemampuan memotivasi
·         Kemampuan memimpin
·         Kemampuan negosiasi
·         Kemampuan presentasi
·         Kemampuan komunikasi
·         Kemampuan membuat relasi
·         Kemampuan bicara di muka umum


2. Contoh Soft Skill
·         Kejujuran
·         Tanggung jawab
·         Berlaku adil
·         Kemampuan bekerja sama
·         Kemampuan beradaptasi
·         Toleran
·         Hormat terhadap sesame
·         Kemampuan mengambil keputusan
·         Kemampuan memecahkan masalah
Masalah Soft Skill biasanya terjadi ketika seseorang berada diposisi manajerial atau ketika dia harus berinteraksi dengan banyak orang. Umumnya kelemahan Soft Skill barupa karakter yang melekat pada diri seseorang yang sulit untuk diubah. Ada banyak cara untuk meningkatkan Soft Skill antara lain melalui learning by doing, mengikuti pelatihan maupun seminar manajemen atau dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.
Soft Skill yang memadai yaitu kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sekitar, seperti kemampuan berempati, mendengarkan, berkomunikasi dan membantu orang lain, serta kemampuan untuk melakukan analisis.
Pentingnya Soft Skill
Seperti halnya yang telah kita ketahui bahwa Soft Skill termasuk salah satu unsur penting dalam menunjang suatu kesuksesan atau mental seorang karyawan. Soft Skill merupakan faktor untuk menyeimbangkan antara Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ). Soft Skill termasuk kemampuan mengelola diri sendiri dan orang lain secara non-teknis. Karena itu, dalam setiap proses rekrutmen karyawan, perusahaan selalu memberikan pelatihan atau masa percobaan. Untuk mengetahui sejauh mana seorang karyawan baru mampu mengembangkan dirinya dan dinilai siap dalam menangani suatu pekerjaan tertentu di perusahaan tersebut secara benar atau dipandang kompeten oleh perusahaan.


Pelajaran menarik dari buku “Lesson from The Top karya Neff dan Citrin (1999)”. Penulis mewawancarai 50 orang yang dianggap tersukses di Amerika Serikat dan hasil polling 500 orang dari berbagai perusahaan, LSM, dekan dan rektor perguruan tinggi. 10 (Sepuluh) kiat sukses menurut 50 orang tersebut paling penting, yakni :
1.      Nafsu, unsur dalam kecerdasan emosional yang merupakan kiat sukses yang meliputi gairah atau semangat membara;
2.      Intelligence Quotient (IQ), indikatornya kemampuan menghitung, menganalisis, mendesain, berwawasan, berpengetahuan luas, membuat model dan kritis;
3.      Kemampuan berkomunikasi dalam mengembangkan/membangkitkan diri dan mengembangkan orang lain;
4.      Kesehatan dan energi tinggi, meliputi kemampuan menjaga stamina fisik dan kesehatan organ-organ tubuh;
5.      Kecerdasan spiritual, di Amerika Serikat menduduki urutan tertinggi dalam mendukung sukses. Mampu menjawab untuk apa dia hidup, mau kemana setelah hidup, dan apa yang ditargetkansetelah kehidupan ini. Orang seperti ini akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan dan menyejahterakan orang sebanyak mungkin, bukan justru membuat orang lain menderita;
6.      Kreatif dan inovatif;
7.      Rendah hati;
8.      Selalu bersikap positif;
9.      Hidup dalam keluarga yang harmonis;
10.     Fokus dan mengerjakan yang benar.

Dalam 10 (sepuluh) kiat sukses di atas, kebanyakan menyebutkan pentingnya memiliki keterampilan lunak sebagai syarat sukses di dunia kerja. Mereka menentukan kesuksesan bukanlah keterampilan teknis, melainkan kualitas diri yang termasuk dalam kategori Soft Skill atau keterampilan yang berhubungan dengan orang lain (People Skill).


Oleh karena itu, communication dan interpersonal skill merupakan syarat terpenting untuk sukses di segala profesi. Setiap karyawan diwajibkan mampu bersosialisasi terhadap sesama karyawan, atasan, dan pihak lain yang mempunyai peranan dalam proses pekerjaan. Team work dalam suatu pekerjaan adalah salah satu faktor penting untuk menunjang produktivitas perusahaan. Pendidikan dan pelatihan serta masa percobaan yang telah diberikan perusahaan kepada karyawan baru akan dapat lebih memudahkan karyawan dalam pendidikan Soft Skill. Diharapkan juga perusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan tentang Soft Skill dan jangka waktu berkala sesuai ketentuan perusahaan agar karyawan dapat pendidikan Soft Skill secara teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar